12 April 2014


Hari ini seorang teman bercerita tentang sebuah kasus 'lagi'.. Ada seorang teman OP SMP yang menemui kepala sekolahnya kemudian menyerahkan laptop dan sebuah flashdisk. Sudah bisa ditebak, dia menyerah. Sambil menangis OP tersebut berkata "kulo nyerah, mboten sanggup maleh.. kulo niki tiyang bodo, goblog, mboten becus nggarap kados niku, kulo nyuwun digantos mawon." Ternyata penyebabnya adalah OP tersebut baru saja 'diamuk' oleh PTK yang namanya belum tercantum dalam rekap SKTP. Setelah saya cek kesalahan tidak berasal dari OP yang salah melakukan entry data, penyebabnya karena PTK tersebut mempunyai dua NUPTK. Lalu salah siapa? Mengapa harus OP dapodik yang bertanggung jawab? Haha menggelikan..
Saya jadi teringat film yang baru saja direkomendasikan teman saya, film agak lama berjudul I'm not stupid. Bercerita tentang anak yang ingin membeli waktu agar keluarganya bisa berkumpul. I'm not stupid. She's not stupid too. OP is not stupid. Mereka bisa mengerjakan apa yang PTK tidak bisa kerjakan, so they're not stupid. Kompensasi apa yang sudah diberikan kepada OP sehingga PTK berhak menuntut haknya dengan cara yang terkadang 'agak' tidak manusiawi. Seandainya PTK mau memberikan kompensasi, berapa yang harus mereka berikan? Akan coba saya rinci..
  • Berapa untuk pulsa modem 50 - 100 ribu per bulan
  • Berapa untuk pulsa sms dan reguler saat bertanya kepada master saat otak ini buntu
  • Berapa untuk kopi pahit sebagai pengganjal mata
  • Berapa untuk setiap tetes mata saat mata ini kering
  • Berapa untuk obat flu saat terlalu banyak begadang
  • Berapa untuk tidur siang yang terlewatkan, malam yang terpotong
  • Berapa untuk malam minggu yang terlewatkan
  • Berapa untuk tiap mangkuk ronde alun-alun yang terlewatkan
  • Berapa untuk tiap episode Kamen Rider yang terlewatkan
  • Berapa untuk semua waktu yang terlewatkan
Jika itu semua bisa dikonversikan ke dalam rupiah, maka berapa banyak isi amplop yang akan saya terima?
Berapa? Dan sekarang sudah terjawab, dan saya habiskan untuk sebuah sepatu triset.. Ternyata waktu-waktu saya itu sudah saya tukarkan dengan sepasang sepatu. Haha...

"Mengapa kita harus bergegas sementara orang lain tidak peduli dengan apa yang sudah kita kerjakan?"
Maka ingatlah sepasang sepatu yang sudah kamu terima, berarti kita sudah deal dengan semua konsekuensi sakit hati, disepelekan, dimaki, dicaci, dan hal yang tidak mengenakkan lainnya. Jika itu kamu gunakan untuk membeli beras, maka dia akan menjadi sebagian lemak yang ada ditubuhmu. Jika digunakan untuk membeli sepasang sepatu coklat, maka tiap jengkal aspal yang kamu lalui, setiap bus yang kamu tumpangi maka akan ada jejak yang berasal darinya. So, keep spirit..
Bersemangat agar data segera linier, SKTP segera terbit, SPJ segera ditandatangani, tabungan segera terisi. Bersemangat bukan agar kita segera mendapat amplop terima kasih, tetapi agar ini segera selesai, segera kita tutup, segera bisa tidur siang, tidur malam lebih awal, menikmati malam minggu, Kamen Rider di hari minggu. Bersemangat agar hal memuakkan ini segera berakhir.
I'm not stupid
I've got my shoes 





Oneng Online . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates